Growth mindset adalah sebuah cara untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan yang kamu miliki. Selain itu, growth mindset juga dapat membantu mengembangkan potensi kariermu. Arti growth mindset adalah pola pikir bahwa kemampuan dan kecerdasan yang kamu miliki akan terus berkembang. Bakat yang kamu miliki adalah sebuah bibit dari kesuksesan, jika terus diasah. Dikutip dari buku Mindset The New Psychology of Success, growth mindset merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Misal, dalam dunia kerja, seseorang yang ingin terus belajar, bahkan di luar job desk-nya, ia akan berkesempatan untuk mendapatkan peluang kerja yang lebih baik. Orang-orang dengan pemikiran growth mindset akan menghargai proses dalam pengembangan diri mereka, tidak menganggap sebuah kegagalan sebagai hambatan, namun sebagai sebuah batu loncatan untuk menjadi lebih baik. Mereka juga percaya bahwa kritik atau feedback yang diberikan orang lain bukanlah suatu hal negatif, namun sebagai masukan yang positif untuk bisa terus belajar dan berkembang. Baca juga Organisasi Mahasiswa Itu Penting, Enggak, Sih? Manfaat Penerapan Growth Mindset Photo by Karolina Grabowska Menerapkan prinsip growth mindset memberikan motivasi dan semangat pada diri sendiri untuk terus maju. Berikut manfaat penerapan growth mindset! 1. Menumbuhkan rasa percaya diri Growth mindset yang kamu terapkan akan memotivasi untuk terus belajar dan mencoba hal baru. Kamu pun menjadi percaya diri, dan bakat akan dapat terus berkembang. 2. Lebih produktif Salah satu cara seseorang yang memegang prinsip growth mindset untuk mengembangkan diri adalah dengan mencari tahu dan mengeksplor banyak hal baru. Biasanya melalui beberapa kegiatan sehingga membuatnya lebih produktif dalam hal yang positif. 3. Meningkatkan kemampuan dan kecerdasan Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan akan terus berkembang. Begitu juga diri kamu yang harus terus mengembangkan potensi yang diri. 4. Tidak takut untuk gagal Selalu berani mencoba hal dan tantangan yang baru, sehingga kamu tidak akan takut adanya kegagalan di depan nanti. 5. Melihat masalah bukan sebagai hambatan Memandang sebuah masalah yang terjadi bukan sebagai hambatan untuk terus berkembang, namun sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi. 6. Belajar skill dan pengetahuan baru Saat kamu mulai mengembangkan bakat dan kecerdasan diri sendiri, tanpa disadari akan mendapat dan mempelajari banyak hal baru seperti skill dan pengetahuan. 7. Memandang feedback sebagai motivasi Kritikan yang kamu dapat akan dianggap sebagai motivasi untuk belajar dari pandangan orang lain, sehingga menjadi lebih baik lagi. Baca juga Fresh Graduate Wajib Punya 7 Skills Ini, Biar CV Dilirik HRD Cara Membangun Growth Mindset dalam Diri Photo by Andrea Piacquadio 1. Mengakui ketidaksempurnaan adalah hal lazim yang semua orang alami Ketidaksempurnaan adalah sifat alami semua orang. Jangan sampai kamu berpikir bahwa ketidaksempurnaan yang ada hanyalah hambatan untuk terus tumbuh dan mengembangkan diri. 2. Hadapi tantangan dengan bijak Setiap keputusan yang kamu ambil dalam hidup, pasti akan ada tantangan. Ketika itu hadir, sikapilah dengan bijak dan positif. Ambil jalan keluar yang terbaik dengan cara berpikir bahwa tantangan bukanlah hambatan atau titik akhir sebuah perjalanan. 3. Selalu menghargai sebuah proses Proses adalah perjalanan menuju goals yang kamu inginkan. Jatuh-bangun dan gagal semua bisa terjadi dalam proses. Namun, karena itu kamu menjadi belajar lebih banyak hal dalam proses yang kamu jalani. 4. Keluar dari zona nyaman Duduk manis dalam sebuah kenyamanan memang sangat menenangkan. Namun, kamu tidak akan belajar banyak hal baru, jika terus membiarkan diri hidup di dalam zona nyaman tersebut. Keluarlah, cari dan temukan banyak hal baru di luar sana, sehingga kamu dapat mempelajari lebih banyak pengetahuan. 5. Stop cari validasi dari luar Percayalah diri sendiri, bahwa kamu akan selalu menjadi lebih baik and always will be. Berhenti cari validasi dari orang lain bahwa kamu bisa, karena motivasi itu tumbuh dari dalam diri sendiri. 6. Tidak takut mendengar kritikan Usahakan jangan mudah baper atau takut untuk mendengar sebuah kritikan pada diri sendiri. Jadikan kritikan sebagai masukan dan saran agar kamu menjadi lebih baik lagi kedepannya. 7. Ubah kata “tidak bisa” menjadi “belum” Berhenti merendahkan kemampuan diri sendiri. Ganti kata “tidak bisa” menjadi “belum” untuk hal-hal yang ada di luar jangkauan pengetahuan dan pengalaman kamu. Bukalah diri untuk terus mencoba hal baru dan mempraktikannya. Baca juga Tujuan Magang untuk Mahasiswa Itu Apa, Sih? Penerapan dalam Rutinitas Photo by Karolina Grabowska 1. Tak pernah telat untuk mulai belajar Remember it It’s never too late! Kapanpun ingin memulai mempelajari hal baru, adalah sebuah start yang baik. Anggap sebagai titik awal dirimu untuk menjadi lebih baik dan berkembang dari sebelumnya. 2. Kegagalan adalah manusiawi Nobody’s perfect, right? Semua manusia pernah gagal. Tidak ada seorang pengusaha bahkan miliarder yang tidak pernah merasakan jatuh dan gagal. Namun, yang membedakan adalah ketika gagal apakah kamu memilih menyerah atau mulai lagi untuk terus mencoba? 3. Practice makes perfect Ilmu atau skill baru tidak akan benar-benar kamu pahami tanpa mempraktikannya. Biasakanlah diri kamu untuk terus berlatih hingga akhirnya kamu benar-benar memahami dan mahir mengenai hal baru tersebut. 4. Percaya kamu bisa dan kamu mampu Orang lain bisa, kenapa kamu tidak coba juga? Percaya pada diri sendiri bahwa kamu mampu dan bisa melakukan banyak hal, meskipun masih asing di telinga. 5. Tantangan sebagai media pembelajaran Jadikan tantangan sebagai pelajaran serta cara menguji diri agar dapat menyelesaikan tantangan tersebut dan mengambil pengalaman baru dari apa yang telah kamu selesaikan. Bicara soal pengembangan diri tak lepas dari proses belajar. Nah, jika kamu sudah mengetahui seberapa pentingnya pengemebangan diri, kamu harus mulai gemar belajar. Kamu bisa mengikuti kursus yang saat ini banyak tersedia. Begitu pula dengan keringanan pembiayaan untuk mengikuti kursus itu sendiri. Salah satunya adalah Edufund, yang menyediakan bantuan cicilan dana untuk kamu yang ingin mengikuti kursus. Growth mindset akan terus mendukungmu untuk tumbuh menjadi manusia lebih baik dan berbakat. Kamu akan mampu mempelajari banyak hal di luar pemahaman dan jangkauanmu, sehingga menjadi lebih maju dari dirimu sebelumnya. Hidup adalah perjalanan juga pembelajaran untuk kamu. Jadi, teruslah berkembang untuk menjadi manusia yang lebih baik! Post Views 559
Pembangunanpola pikir dapat diasah - 25098224 apaansih350 apaansih350 24.10.2019 IPS Sekolah Menengah Pertama pembangunan pola pikir seseorang dpt diasah melalui keterampilan. Tengkyou ya kak aku jadi terbantu betul ngak nih? betul makasih jawabannya betul ngak ya makasih kak☺️ Iklan
Skizofrenia Paranoid adalah gangguan mental yang memengaruhi cara berpikir, perasaan, dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah perilaku yang serius. Salah satu jenis skizofrenia disebut skizofrenia paranoid. Orang dengan skizofrenia paranoid mungkin memiliki delusi atau halusinasi. Delusi adalah keyakinan palsu yang tidak didasarkan pada kenyataan. Sedangkan, halusinasi adalah pengalaman indrawi yang tampak nyata, tetapi sebenarnya tidak nyata. Jika anda ingin mengetahui lebih banyak terkait penjelasan skizofrenia paranoid ini, silakan baca artikel ini hingga selesai. Apa Itu Skizofrenia Paranoid? Skizofrenia tipe 2 atau skizofrenia paranoid adalah gangguan mental yang paling sering diderita. Gejalanya antara lain adalah munculnya halusinasi, delusi, dan kekacauan mental. Seseorang yang menderita skizofrenia paranoid akan merasa dirinya diintai, diganggu oleh alien, atau diabaikan oleh keluarga dan teman. Mereka juga cenderung untuk menarik diri dari pergaulan dan menjadi sangat paranoid. Skizofrenia paranoid adalah tipe skizofrenia yang paling umum dan mempengaruhi sekitar dua pertiga orang yang mengidap skizofrenia. Gejala skizofrenia paranoid bisa berupa perasaan bahwa orang lain berusaha membahayakan hidup Anda, mendengar gendang denting, atau mimpi buruk. Jika Anda memiliki gejala skizofrenia paranoid, sebaiknya Anda segera mengobatinya. Penyebab Skizofrenia Paranoid Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan skizofrenia paranoid. Beberapa orang mungkin lebih berisiko daripada yang lain, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa penyebabnya. Para ilmuwan percaya bahwa itu mungkin kombinasi genetika dan faktor lingkungan, seperti stres atau peristiwa traumatis. Penyebab skizofrenia paranoid masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian sedang berlangsung. Beberapa ahli percaya bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi di otak, sementara yang lain berpikir bahwa hal ini mungkin akibat dari masalah dengan cara otak berkembang. Diagnosis dan Tes untuk Skizofrenia Paranoid Mari kita lihat sekilas lebih dekat pada diagnosis dan tes yang akan dilakukan oleh psikiater Anda. Ini adalah informasi yang akan membantu mereka menentukan apakah Anda menderita skizofrenia atau tidak. Psikiater Anda akan melakukan wawancara mendalam dengan Anda, dan mungkin juga orang-orang terdekat Anda, untuk mendapatkan gambaran seperti apa gejala yang Anda alami. Mereka akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini Sejak kapan gejala ini muncul? Bagaimana perkembangan gejala ini? Gejala apa saja yang sedang dialami? Bagaimana gejala ini berpengaruh pada kehidupan sehari-hari? Pengobatan untuk Skizofrenia Paranoid Pengobatan untuk skizofrenia Paranoid dapat berupa psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Kebanyakan orang dengan skizofrenia Paranoid memerlukan terapi seumur hidup untuk mengendalikan gejala. Psikoterapi dapat membantu untuk mengidentifikasi pikiran dan perasaan yang menyebabkan gejala Anda. Anda juga akan belajar bagaimana cara mengatasi stres dan perasaan negatif. Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah antipsikotik, yang dapat mengurangi persepsi palsu dan halusinasi. Antidepresan juga sering diresepkan untuk mengatasi gangguan afektif serta gejala seperti ketidaknyamanan, kecemasan, dan tidur yang buruk. Penutup Demikian penjelasan terkait skizofrenia paranoid yang dapat kami sajikan untuk anda. Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang memengaruhi cara berpikir, perasaan, dan perilaku seseorang. Skizofrenia juga dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi atau delusi. Hal ini diduga disebabkan oleh kombinasi genetika dan lingkungan. Skizofrenia biasanya dimulai pada akhir masa remaja atau awal usia 20-an. Tidak ada obat untuk skizofrenia, tetapi dapat diobati dengan obat-obatan dan terapi. Publikasi Ashefa Griya Pusaka
Beritapembangunan pola pikir dapat diasah melalui terbaru hari ini. Lihat informasi seputar pembangunan pola pikir dapat diasah melalui terupdate yang telah kami kurasi untuk anda
Oleh Andrea Lusi Anari* WALAU bukan perkara mudah, ternyata pola pikir dapat diubah. Termasuk bila pola pikir kita didominasi fixed mindset. Bagaimana cara mengubahnya menjadi growth mindset?Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk memperoleh hasil yang “segera”, “saat ini juga”? Dan saat tidak memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, kamu merasa gagal. Kondisi semacam ini oleh Dr Carol S Dweck, peneliti dan penulis buku Mindset Changing The Way You Think to Fulfil Your Potential disebut dengan “The Tyranny of Now”. Penerapan “The Tyranny of Now”, atau berfokus pada hasil akhir yang baik saat ini juga, membawa kita untuk lebih mengembangkan pola pikir fixed mindset. Baca juga Pola Pikir Mahasiswa Indonesia, Growth Mindset atau Fixed Mindset? Dari berbagai hasil penelitiannya, Dweck menemukan bahwa pada saat seseorang menerapkan atau hidup di lingkungan yang menerapkan “The Tyranny of Now” gagal memecahkan suatu persoalan, maka ke depannya ia akan cenderung berperilaku curang untuk mendapatkan hasil yang baik. Temuannya yang lain adalah orang tersebut akan berupaya menemukan orang lain yang hasil kerjanya lebih buruk daripada dirinya agar ia dapat merasa lebih baik. Persoalan-persoalan sulitpun cenderung tak berani mereka hadapi, untuk menghindari kegagalan. Nah, kebalikan dari “The Tyranny of Now” adalah “The Power of Yet”, yakni menyadari dan memaknai bahwa beberapa hal layak untuk ditunggu, dan untuk meraihnya diperlukan kerja keras. Inilah salah satu kunci pengembangan growth mindset. Baca juga Mungkinkah Sudah Waktunya Reset Mindset Kita? Seseorang dengan growth mindset memiliki sikap mental kegagalan memberikan kesempatan untuk belajar dan kegagalan tersebut memberikan kesempatan untuk memahami pengalaman kritikal yang akan mengarahkan pada keberhasilan di masa mendatang. Oleh sebab itu, seseorang dengan growth mindset memiliki daya lenting resilience dan ketekunan perseverance di dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Sebelum membahas bagaimana mengembangan growth mindset, yuk cari tahu pola pikirmu di sini. Lalu, bagaimana jika saat ini pola pikir kita didominasi fixed mindset? Menurut Dweck, fixed mindset dan growth mindset bukanlah suatu kondisi yang bersifat dikotomi, dan tidak dapat digeneralisasikan untuk semua situasi. Baca juga Kekuatan Pola Pikir, Fixed Mindset vs Growth MindsetKita memiliki percampuran dari kedua mindset ini. Yang perlu kita lakukan adalah menyadari di kondisi atau situasi seperti apakah pola pikir kita bersifat fixed mindset, dan kita dapat mengembangkannya agar pola pikir kita lebih didominasi oleh growth mindset. Dengan memiliki growth mindset kita dapat membuka potensi-potensi diri yang tersembunyi dan memberikan kesempatan diri untuk bertumbuh secara optimal sesuai dengan tujuan hidup kita. Menurut Caroline Castrillon - Career and Life Coach, sebagaimana ia tulis dalam artikel di situs Forbes, untuk mengembangkan growth mindset dapat dilakukan hal-hal berikut ini 1. Menerima Kegagalan Embrace Failure Belajar memaknai kegagalan dengan cara yang lebih positif dan memaknainya sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Kuncinya adalah bagaimana kita mengambil pembelajaran dari kegagalan tersebut serta melakukan perbaikan. 2. Meminta Umpan Balik Ask for Feedback Terbuka terhadap kritik dan belajar secara aktif meminta umpan balik dari orang lain. Orang dengan growth mindset sangat antusias dengan pengembangan diri dan menghargai umpan balik dari orang lain sebagai bahan pembelajaran bagi pertumbuhan mereka. 3. Mencari Tantangan Seek Out Challenge Tidak menghindari, tapi justru mencari tugas-tugas yang menantang dan yang dirasa sulit. Orang dengan growth mindset bersemangat menghadapi tantangan karena mereka menganggap tantangan membantu mereka tumbuh melalui kerja keras dan pembelajaran. 4. Melampaui Batas Diri Go Beyond Your Limits Belajar melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman, mendobrak keterbatasan-keterbatasan yang kita yakini ada di diri kita. Seringkali kita tidak mampu karena merasa tidak mampu. Melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman dapat membantu kita lebih mengenali dan menyadari potensi diri kita yang sesungguhnya. 5. Menjadi Pembelajar Seumur Hidup Become a Lifelong Learner Selalu memiliki rasa ingin tahu dan mencari kesempatan belajar. Orang dengan growth mindset tidak pernah merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Oleh karena itu mereka selalu terbuka untuk belajar apapun dari siapa saja dan tidak pernah merasa lebih superior dari orang lain. Menciptakan Lingkungan dengan Growth Mindset Dengan menciptakan lingkungan yang memiliki growth mindset kita dapat memberikan ruang bagi hak asasi setiap individu di lingkungan tersebut untuk mengungkap potensi diri, mematahkan keyakinan-keyakinan yang membatasi, serta menfasilitasi pertumbuhan setiap individu secara unik dan optimal sesuai jati dirinya. Baca juga Growth Mindset, Mengelola Tantangan Saat New Normal Salah satu langkah awal untuk dapat mengembangkan growth mindset adalah dengan berlatih memberikan pujian secara lebih bijaksana. Dweck menganjurkan untuk lebih memberikan pujian atas upaya seseorang yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, strategi yang telah coba dilakukan, serta kemajuan dalam proses pembelajaran yang telah dicapai. Hal-hal tersebut jauh lebih baik daripada sekadar memuji bakat atau intelegensi. Pujian terhadap bakat atau intelegensi akan membuat seseorang menjadi rentan dalam menghadapi kegagalan karena mereka merasa keberhasilan bergantung pada karakteristik bawaan mereka, sehingga pada saat mereka mengalami kegagalan mereka akan merasa tidak memiliki kapabilitas. Selain berlatih memberikan pujian secara bijaksana, untuk menumbuhkan growth mindset, kita bisa belajar untuk memberikan penghargaan reward pada upaya, strategi dan kemajuan pembelajaran yang telah dicapai. Pada umumnya, keberhasilan lebih dihargai daripada kegagalan. Penghargaan biasanya diberikan pada mereka yang berhasil. Panggung sharing session pada umumnya diberikan kepada mereka yang berhasil mencapai atau melakukan sesuatu. Budaya untuk menghargai dan membagikan pengalaman kegagalan masih sangat jarang ditemui. Hasil akhir kerap menjadi fokus utama. Kegagalan masih dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, bukan sebagai sumber pembelajaran. *Andrea Lusi Anari Co-founder & COO Growth Center Growth Center, HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri by Kompas Gramedia Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 1Membangun pola pikir yang sistematis. Jika anda selama ini berpikir tidak teratur dan runtut maka anda bisa belajar matematika yang bisa melatih anda untuk berpikir sistematis. Salah satu manfaat belajar matematika bagi anak adalah melatih anak untuk berpikir secara sistematis dalam soal pekerjaan, tugas sekolah maupun pekerjaan sehari-hari.DasarPola Pikir Kewirausahaan dan Wirausaha Prof. Dr. Sam'un Jaja Raharja, M.Si. Ratih Purbasari, S.Sos., M.SM. alam banyak literatur, pembahasan mengenai kewirausahaan sudah lama muncul yaitu pada awal abad ke-18. Berdasarkan Soeharto Prawirokusumo (1997) dalam Suryana (2006), pada tahun 1755, istilah
WzIT.